Powered By Blogger

Senin, 31 Mei 2010

Tragedi Heysel, Dimaafkan Namun Tak Dilupakan


Getty Images
Brussels - Tragedi Heysel merupakan salah satu sejarah kelam dalam sepakbola Eropa. Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sudah saling memaafkan, tapi tragedi ini tetap tidak dilupakan.

29 Mei 25 tahun silam, partai final Piala Champions yang seharusnya merupakan laga agung, tertutup noda hitam bernama kerusuhan.

Keributan antara fans Liverpool dan Juventus, meminta korban jiwa. 39 orang, kebanyakan adalah suporter Juventus harus meregang nyawa. Selanjutnya 14 pendukung The Reds ditangkap dan dikenai tuduhan pembunuhan. Tak hanya itu, UEFA menghukum klub-klub Inggris dari kompetisi Eropa selama lima tahun.

"Waktu itu, musim panas tahun 1985, saya masih bermain dan belum berusia 30 tahun. Sekarang saya bukan lagi pemain yang tampil di laga 29 Mei 1985 itu. Saya presiden UEFA dan saya tak bisa membiarkan kejadian serupa terulang," seru Michel Platini.

Ketika tragedi terjadi, pria Prancis itu berseragam Juventus. Ia mencetak satu-satunya gol dalam laga itu yang membawa tim Hitam-Putih menjadi juara. "Keamanan di stadion dan perang melawan hooliganisme merupakan pekerjaan terpenting saya," lanjut Platini di Associated Press.

"Ketika itu banyak orang yang datang untuk menyaksikan pertandingan, namun mereka tak pernah pulang. Kami semula berpikir laga itu berlangsung seperti pertandingan sepakbola sebagaimana biasa. Tetapi ternyata tidak. Laga itu tidak hanya berakhir setelah 90 menit tapi terus berlangsung dalam hidup kami dan akan selalu terus begitu," lanjut gelandang Juve periode 1980-an itu.

Tragedi Heysel memang terus diingat. Namun itu tidak bertujuan untuk mempertajam permusuhan antara suporter khususnya Liverpool dan Juventus.

Di situs resmi Liverpool yang diakses Sabtu (29/5/2010) malam WIB, terdapat gambar dua tangan yang saling bersalaman. Satu tangan berwarna merah dengan latar belakang merah, sementara satu lagi berwarna putih dengan latar belakang hitam, yang menggambarkan warna seragam antara The Anfield Gank dan La Vacchia Signora

Di samping kanan tangan yang bersalaman itu terdapat tulisan "In Memoria E Amicizia, May 29 1985", yang berarti "Dalam Kenangan dan Persahabatan, 25 Mei 1985".

Memperingati tragedi itu, suporter Liverpool dan Juventus berencana menggelar laga persahabatan di Kirkby Academy yang terletak di kota asal grup musik The Beatles itu.

"Kami berusaha untuk membuat Reds dan Bianconeri bersatu 25 tahun setelah Heysel. Kami sudah berdiskusi panjang dengan sejumlah pihak tentang sebuah event yang bakal mengirimkan pesan positif untuk fans Juve dan Liverpool, dan kami menilai bahwa peringatan ke-25 Tragedi Heysel adalah saat yang tepat," ujar suporter Juve Serafino Ingardia di situs resmi Liverpool.

"Saya sudah berbicara Andrea Lorentini, yang kehilangan orang tuanya dalam tragedi itu dan kini Lorentini menjawabt sebagai ketua 'Comitato Heysel'. Dia mengatakan kepada saya bahwa ide laga persahabatan bakal mendapat sambutan hangat poleh keluarga. Dia sangat tersentuh ketika mengetahui bahwa fans Liverpool dan Juventus akan mengingat korban dalam acara ini," lanjut Ingardia.

Sementara itu lonceng di Balaikota Liverpool akan dibunyikan 39 kali bertepatan dengan waktu peristiwa kelam itu terjadi.

Tragedi Heysel memang pahit. Kedua kubu telah berdamai. Tapi segala kepahitan dan konsekuensi yang terjadi akibat peristiwa tragis itu juga tetap diingat agar menjadi pelajaran bagi pihak-pihak mana pun di waktu-waktu mendatang.

"Kami ingin menunjukkan persahabatan antara suporter kedua klub dengan mengenang mereka yang tewas dalam malam tragedi 25 tahun silam. Kami juga ingin menunjukkan pada masyarakat Italia bahwa kami tidak melupakan kejadian itu," tukas Dave Usher, salah satu Liverpudlian.

Jumat, 28 Mei 2010

Kondisi Kaka Menggembirakan

Gambar

Johannesburg - Brasil dapat kabar gembira terkait Kaka. Sempat dirisaukan kondisinya, Kaka kini sudah berlatih normal dan tak menunjukkan sisa-sisa cedera.

Setelah musim ini banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan Real Madrid, Kaka masih terus dikhawatirkan tak bisa maksimal dalam penampilannya untuk Brasil di Piala Dunia 2010.

Setelah gabung dengan timnas Brasil, Kaka juga tampak belum lepas sepenuhnya dari bayang-bayang cedera otot paha kiri karena sempat harus berlatih terpisah dari pemain Brasil lain. Namun, sinyal positif kini muncul.

Dalam sesi latihan pada hari Jumat (28/5/2010), Kaka berhasil menuntaskan semua porsi latihan dengan memuaskan. Tak secuil pun sisa-sisa cedera dilaporkan menampakkan diri.

Menanggapi hasil positif tersebut, Dunga yang melatih Brasil pun optimistis Kaka akan bisa tampil di laga perdana tim Samba saat menghadapi Korea Utara kendati harus berlatih secara perlahan-lahan dulu.

"Kaka sendiri yang tahu apa yang dia bisa dan dia akan merasakan saat dia sudah siap sepenuhnya," lugas Dunga di Yahoosports.

Kaka cs telah tiba di Afrika Selatan sedari Kamis (27/5/2010) waktu setempat. Tak lama setelah tiba di hotel, para pemain Brasil langsung dikontrol kondisi fisiknya. Pada hari Jumat (28/5/2010) mereka langsung melakukan sesi latihan di lapangan.

Brasil kini jelas berharap Kaka akan bisa tampil dalam kondisi terbaik di Afrika Selatan, menyusul absennya sejumlah nama pemain bintang di skuad racikan Dunga.

(krs/krs)

Sudah Amankah Afsel?

Gambar

Johannesburg - Seperti ingin menegaskan bahwa gelaran Piala Dunia bakal aman, pihak aparat bergerak cepat membekuk oknum yang tega-teganya mengambil barang-barang milik timnas Kolombia yang sedang dijamu Afrika Selatan.

Aspek keamanan jadi sorotan penting di Piala Dunia 2010. Alasannya, Afrika Selatan memang dikenal punya tingkat kriminalitas yang cukup tinggi.

Pihak penyelenggara jelas tak mau hal semacam itu jadi kendala dalam perhelatan akbar semacam Piala Dunia. Apesnya, ada saja yang mengambil kesempatan dalam kesempitan dan mencoreng muka negaranya sendiri.

Tengok saja sepak terjang dua pegawai Hotel Hyde Park Southern Sun, sebuah hotel bintang lima yang terletak di Johannesburg. Keduanya didakwa telah menilep setidaknya 21 ribu rand (Rp 25 juta) dari timnas Kolombia yang sedang menginap di hotel tersebut.

Aksi itu sendiri dilakukan menjelang laga persahabatan antara Afrika Selatan menjamu Kolombia, yang berakhir Jumat (28/5/2010) dinihari WIB tadi. Maka tak ayal pihak tuan rumah pun seperti malu dua kali.

Alhasil pihak keamanan langsung bergerak cepat mengusut insiden memalukan tersebut demi segera memperbaiki citra. Para pelaku pun sudah dibekuk dan langsung dibawa ke meja hijau, sebagaimana keterangan surat kabar The Times yang dikutip Reuters.

Akan tetapi, kejadian ini niscaya tetap menimbulkan kekhawatiran. Bagaimana tidak jika hotel bintang lima, yang harusnya nyaman dan aman, saja sampai bisa diusili tangan-tangan jahil. (krs/krs)